AMAZONE

 

AMAZONE

 


Alhamdulillah, terima kasih ya, Allah. Engkau telah banyak memberiku kesempatan untuk terus belajar menjadi pribadi lebih baik lagi. Kini, lima belas hari telah terlewati. Belajar dalam zona kemandirian membuat kedua netra lebih terbuka.

Aku sadar jika diri ini masih jauh dari kata sempurna. Lebih baik pun belum. Bintang lima saja belum bisa kuraih. Masih banyak hal yang harus kupelajari lagi dan lagi khususnya agar diri ini mampu berdikari secara merdeka.

Untuk itu, izinkanlah aku menulis surat cinta untuk seorang pribadi bernama Merlin Nursmila. Satu-satunya anak perempuan dari pasangan bapak dan ibunya. Seorang adik dari dua kakak laki-laki dan seorang mbak dari adik lelaki yang tak pernah mau mengaku dirinya terlahir sebagai bungsu.

 

DIKSI ISTIMEWA UNTUKKU

 

Wahai engkau anak mamak

Masa kanakmu telah jauh tertinggal

Masa gadis juga telah terlepas

Siapakah dirimu kini?

 

Aku adalah seorang istri

Dari seorang suami yang begitu penyabar

Diam di kala aku meradang

Menyayangi kala aku merajuk

Mendukung saat aku patah semangat

Tersenyum, setia menemani

 

Duhai putri bapak

Tinggalkan rengek manjamu

Bangkitlah dengan kemandirian

Dewasa bersikap dan bertingkah

Tuturkan apa yang baik dikata

 

Aku tahu,

Manjaku masih jadi ratu

Sikap kanak-kanak masih melekat

Emosi jadi nomor satu

Terbawa perasaan pun masih biasa

 

Anakku, perempuan harus bisa mandiri

Lakukan apa yang bisa dilakukan

Jangan bergantung

Jangan hanya diam mematung

Jadilah perempuan serba bisa

Cekatan dan terampil dalam bekerja

 

Mamak, terima kasih atas teladan darimu

Aku tahu, Mamak wanita perkasa

Melakukan ini dan itu sendiri

Meski lelaki di rumah tak cuma seorang

Di kala senja, Mamak masih bergerak

Melakukan apa yang bisa tanpa mengeluarkan komando

Tolong ini atau bantu itu

 

Bapak, izinkan aku mengabdi

Pada suamiku lebih dulu

Doakan aku tegar dan kuat dalam menjalani coba

Ditempa hari-hari agar lebih mandiri

 

Suamiku, maafkan aku

Masih mengganggu juga merepotkanmu

Meski tantangan kemandirian sudah kujalani

Namun, hasil masih jauh dari kata puas

Aku tetap di sini, kembali jalan di tempat

 

Spedo kemandirian masih perlu diasah

Agar aku kembali tangkas

Menjadi istri yang cekatan dan cerdas

Melakukan apa-apa sendiri tanpa memerintah

Tolong … ini atau itu

 

Duhai diri …

Jiwa yang bernama

Bangkitlah; kamu pasti bisa

Merlin Nursmila bukan wanita lemah

Dia cahaya yang kuat dalam gelap

Titisan wanita mulia

Jika saja engkau mau melakukannya

Berjuang dan bersabar menjalani coba

Berdikari dan merdeka dalam bertindak

Jangan lagi ada kata tunggu ataupun nanti

Kerjakan sekarang dan jangan kau tunda

Wanita mandiri tak pernah menunggu

Agar orang lain membantu

Merlin Nursmila kuat dalan coba

Meski melakukan apa-apa sendiri

Jadilah wanita mulia

Berdaya guna bagi sesama

 

***

 

 

Ya Allah, terima kasih atas kesempatan yang Engkau berikan. Aku bisa belajar dalam keluarga besar Bunda Sayang #6. Melatih dan mengasah kemandirian memberikan warna tersendiri dalam hidup.

Seperti biasa, zona waktu aku bagi tiga. Pertama, aku belajar mengasah kemandirian dalam membuat desain flyer sederhana. Alhamdulillah, aku bahagia bisa melawan rasa malas dan takut ribet dengan aplikasi coreldraw. Meski masih dibimbing, setidaknya sekarang aku bisa membuat desain sederhana dari coreldraw secara mandiri. Alhamdulillah, aku bahagia. Don’t teach me, I love to learn.

Lima hari kedua, aku mulai berganti-ganti temuan. Mulai dari rencana foodprep yang gagal dan belum bisa menerapkan, sampai kemandirian dalam mengatur waktu. Alhamdulillah, sekarang aku bisa bangun lebih pagi untuk menjalankan aktivitas di rumah lebih dulu, barulah setelahnya berangkat beraktivitas di luar rumah.

Lima hari ketiga, aku mencoba belajar bersama Vito, ponakan usia enam tahun yang tinggal serumah. Melatih kemandirian bersama mulai dari merapikan tempat tidur, makan, mandi, dan memakai baju. Alhamdulillah, empat hari berjalan sesuai rencana, meski di hari terakhir Vito diambil buliknya untuk ke rumah simbah dari ibunya.

Terima kasih Ibu professional khususnya tim dan KakakWi Bunda Sayang #6. Sekarang, aku mulai mengerti dalam hal apa saja aku belum mandiri. Aliran rasa di zona dua benar-benar membuat hidup jauh dari kata santuy dan berleha-leha. Aku harus mampu berdikari dan cekatan dalam mengerjakan sesuatu. Ma syaa Allah, tantangan ini sungguh luar biasa. Amazone! (read: Amazing Zone)

 

#aliranrasabundasayang

#petualangansobattualangzona2

#melatihkemandiriandiridanananda

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal Usul Burung Walet

Pelatihan Jurnalistik

Ibu Wajib Mengajarkan Al Fatihah Kepada Anaknya