Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

MALAS? JEWER!

Gambar
 MALAS? JEWER! Hai sobat, kamu enggak mau kan, ditinggalin pas lagi sayang-sayangnya? Sama, saya pun tidak. Rasanya itu greget dan gemas sendiri, mengundang penyesalan. Parah lagi kalau marah-marah enggak guna. Ups! Sebenarnya yang dibahas apa, sih? Kok enggak nyambung? Hehe. Saya mau membahas masalah literasi ya, Miss. Maksudnya begini, ketika kita lagi senang belajar menulis terus mengikuti lomba atau even dari sebuah komunitas, eh ... tahu-tahu sudah dateline! Pasti panik, ya? Apalagi jika naskah belum siap atau malah belum digarap dan auto ingat hadiahnya voucher liburan ke Paris. Wow! Bagaimana mengatasi kondisi seperti di atas? Yuk, kita cari tahu! Nah, resep sederhana dan mudah untuk dijadikan panutan itu di antaranya begini: 1. Berlatih     Teruslah berlatih menulis meski tak ada lomba atau tugas. Ingat ya, pisau itu semakin diasah maka semakin tajam. Sama halnya dengan otak kita. Semakin dipakai makan semakin encer. Kalau enggak dipakai mikir, lama-lama ya pusing. Latihan itu

OH, BABY ... ON THE WAY

Gambar
 OH, BABY ... ON THE WAY Oh, Baby Rindu ini mengusik malam Membuat mata enggan terpejam Angan mengembara jauh ... jauh tak terbayang Rindu ini menyayat hati, tajam! Air mata menganak sungai Isak tangis tersekat di kerongkongan Basah membasahi hidung Napas pun tersengal, sesak! Oh, baby ... on the way! Senyum menghiasi Menghibur hati sendiri Lisan terus merapal Mantra-mantra hanya pada Tuhan Ya Rabbi, dengarkan ... oh dengarkan! Pinta hamba dari lubuk terdalam Rabbi habli minas shalihin Rabbi habli minas shalihin Rabbi habli minas shalihin Ya Rabbi, berkali kupinta Doa yang sama hanya untuk dia Sosok mungil yang masih tertahan di sana Inilah doa nabi Zakariya Permohonan suci dari jiwa Keinginan seorang nabi mulia Rabbi habli miladunka dzuriyatan thayibatan innaka sami'ud dunga Rabbi habli miladunka dzuriyatan thayibatan innaka sami'ud dunga Rabbi habli miladunka dzuriyatan thayibatan innaka sami'ud dunga Harapku dalam keyakinan Semoga Engkau rida kabulkan Permintaan hamba-Mu

MENJAGA WARISAN BANGSA

Gambar
  MENJAGA WARISAN BANGSA Alhamdulillah, pada 17 Desember lalu pantun sudah diakui dunia. Ya, UNESCO telah menetapkan bahwa pantun merupakan warisan budaya tak benda dari Indonesia dan Malaysia. Sejak dulu, karya sastra lama ini sudah berkembang dalam masyarakat nusantara secara lisan dan turun temurun. Bahkan, nama pantun di setiap daerah pun berbeda-beda. Misalnya saja di Jawa Tengah, masyarakat mengenal dengan istilah parikan. Contohnya: Manuk tuhu menclok pager Wong sinau mesthi pinter Itu baru satu contoh di Jawa Tengah. Padahal wilayah Indonesia sangatlah luas dari Sabang sampai Merauke. Terbayang bukan, ragam jenis pantun dari daerah lain? Kata pantun sendiri berasal dari akar kata 'tun' dari bahasa Kawi yang artinya teratur; tersusun. Jadi, bisa dikatakan bahwa pantun merupakan karangan indah yang tersusun dengan aturan terikat atau tidak terikat. Selama ini, apakah yang sobat tahu tentang pantun? Nah, berikut jawaban para ahli terkait pantun agar kita lebih memahaminya,

SAYA di 2020

Gambar
  SAYA di 2020 Satu tahun sudah terlewati. Bersyukur masih diberi kesempatan menghirup napas hingga detik ini. Nikmat sehat menjadi utama di kala pandemi Covid-19 mewarnai hari-hari di tahun 2020. Alhamdulillah, meski di rumah saja, saya masih bisa berkarya. Setidaknya ada kegiatan lain yang bisa dikerjakan untuk membunuh sepi dan rindu tak bisa bertemu. Pendemi mengajarkan banyak hal. Apa itu arti rindu, bersukur, berbagi, dan juga peduli. Ya, 2020 adalah tahun istimewa bagi insan di dunia. Pandemi juga mengajarkan banyak hal baru. Tentang apa itu teknologi mulai dari adanya BDR, KDK atau KDR, juga sejumlah sistem lain yang mendukung kelancaran aktivitas belajar atau bekerja. Bagi saya, 2020 juga memberi warna baru dalam hal literasi. Tahun ini menjadi momen berharga sebab semua kegiatan berkarya dilakukan dari rumah. Alhamdulillah, saya bisa membuktikan bahwa dengan di rumah saja, saya pun bisa meraih juara. Antara lain juara tiga lomba menulis narasi perjalanan dalam rangka memering