MENJAGA WARISAN BANGSA

 MENJAGA WARISAN BANGSA


Alhamdulillah, pada 17 Desember lalu pantun sudah diakui dunia. Ya, UNESCO telah menetapkan bahwa pantun merupakan warisan budaya tak benda dari Indonesia dan Malaysia.

Sejak dulu, karya sastra lama ini sudah berkembang dalam masyarakat nusantara secara lisan dan turun temurun. Bahkan, nama pantun di setiap daerah pun berbeda-beda. Misalnya saja di Jawa Tengah, masyarakat mengenal dengan istilah parikan.

Contohnya:
Manuk tuhu menclok pager
Wong sinau mesthi pinter

Itu baru satu contoh di Jawa Tengah. Padahal wilayah Indonesia sangatlah luas dari Sabang sampai Merauke. Terbayang bukan, ragam jenis pantun dari daerah lain?



Kata pantun sendiri berasal dari akar kata 'tun' dari bahasa Kawi yang artinya teratur; tersusun.

Jadi, bisa dikatakan bahwa pantun merupakan karangan indah yang tersusun dengan aturan terikat atau tidak terikat.

Selama ini, apakah yang sobat tahu tentang pantun?

Nah, berikut jawaban para ahli terkait pantun agar kita lebih memahaminya, ya.



Selain itu, pantun juga banyak ragamnya. Ada pantun jenaka, teka-teki, nasihat, ataupun pantun sebagai ungkapan rasa cinta. 



Kita juga pasti tahu dan sudah tak asing dengan tradisi palang pintu pada adat Betawi, bukan? Ya, di sana, pantun sudah menjadi tradisi adat setiap acara lamaran ataupun pernikahan. Kedua belah pihak akan berbalas pantun sebelum acara inti dimulai. Seru, kan?


Apalagi, sekarang pantun sudah diakui dunia. Maka, kita sebagai masyarakat Indonesia juga harus ikut menjaga dan melestarikannya. Jangan sampai, karta sastra lama ini punah begitu saja.


Untuk itu, kita juga perlu belajar berpantun. Cara mudahnya, kita harys tahu apa saja ciri-ciri yang ada dalam pantun.



Setelah mengetahui ciri dasar pada puisi lama, sebaiknya kita pun tahu apa manfaat yang terkandung di dalamnya. Bukankah, segala sesuatu itu jika memiliki manfaat akan jauh lebih baik?


Jika selama ini kita hanya tahu pantun sebagai media hiburan atau bahan pelajaran anak sekolah, maka mulai sekarang buka kaca mata kita. Ternyata banyak manfaat yang diambil dari sebuah pantun. Di antaranya adalah sebagai berikut:



Luar biasa, bukan? Kalau begitu, apakah sobat siap untuk membuat pantun? Yakinlah, berpantun itu mudah dan asyik, loh! Asal, kita tahu caranya.

Nah, berikut tips yang bisa dicoba agar kita sebagai pemula bisa menulis pantun. Yuk, simak bareng, sobat.



Jadi, cara mudahnya, setelah menemukan tema pantun yang akan ditulis dan telah memilih jenisnya, maka kita perlu memikirkan isi pantun lebih dulu. Yaitu carilah kata untuk baris ketiga dan keempat. Kemudian, pikirkan kata untuk sampiran dengan rima yang sama pada baris isi. Ingat ya, pantun itu berima aa aa atau ab ab.


Setelah semua kata dalam sampiran dan isi ketemu, maka gabungkan menjadi pantun utuh.


Misal:
Kita akan menulis pantun bertema cinta dengan jenis pantun remaja berbentuk perkenalan.

Yuk, pikirkan isinya (baris ketiga dan keempat)

Baris 3: Hai nona manis di sana ( rima a)
Baris 4: Bolehkah tahu siapa namamu? ( rima u)

Setelah itu, pikirkan kata untuk sampiran (baris satu dan dua) dengan akhiran vokal yaitu a dan u.

Baris 1: Ada manggis dalam istana (rima a)
Baris 2: Tirai jendela berwarna biru (rima u)

Sekarang gabungkan sampiran dan isi. Maka, jadilah:

Ada manggis dalam istana
Tirai jendela berwarna biru
Hai nona manis di sana
Bolehkah tahu siapa namamu?

Pantun di atas berim ab ab (a-u-a-u)

Sekarang giliran sobat mencoba nih, pasti lebih bagus, deh. Enggak percaya? Coba saja buktikan kalah sobat memang pandai.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal Usul Burung Walet

Pelatihan Jurnalistik

Ibu Wajib Mengajarkan Al Fatihah Kepada Anaknya