MALAS? JEWER!

 MALAS? JEWER!


Hai sobat, kamu enggak mau kan, ditinggalin pas lagi sayang-sayangnya? Sama, saya pun tidak. Rasanya itu greget dan gemas sendiri, mengundang penyesalan. Parah lagi kalau marah-marah enggak guna.


Ups! Sebenarnya yang dibahas apa, sih? Kok enggak nyambung? Hehe. Saya mau membahas masalah literasi ya, Miss.


Maksudnya begini, ketika kita lagi senang belajar menulis terus mengikuti lomba atau even dari sebuah komunitas, eh ... tahu-tahu sudah dateline! Pasti panik, ya? Apalagi jika naskah belum siap atau malah belum digarap dan auto ingat hadiahnya voucher liburan ke Paris. Wow!


Bagaimana mengatasi kondisi seperti di atas? Yuk, kita cari tahu!

Nah, resep sederhana dan mudah untuk dijadikan panutan itu di antaranya begini:

1. Berlatih
    Teruslah berlatih menulis meski tak ada lomba atau tugas. Ingat ya, pisau itu semakin diasah maka semakin tajam. Sama halnya dengan otak kita. Semakin dipakai makan semakin encer. Kalau enggak dipakai mikir, lama-lama ya pusing.

Latihan itu sangat penting! Ingat juga bahwa menulis itu tidak ditentukan bakast, tapi seberapa sering kita latihan. Latihan, latihan, dan latihan! Maka, kita akan mahir dengan sendirinya.

2. Ikut Tantangan
    Ikuti tantangan menulis untuk mengukur konsistensi dan kemampuan. Semakin sering ikut tantangan menulis, maka akan semakin terbiasa kita menuangkan ide. Ke depannya, hal ini akan sangat membantu untuk membentuk kebiasaan menulis.

3. Gabung Komunitas
    Hal penting yang mendukung langkah baik kita dalam menulis adalah menyamakan frekuensi. Beradalah di dalam lingkungan dengan kesamaan hobi dan tujuan. Dengan bergabung dengan komunitas menulis, maka banyak dukungan agar diri kita tetap menelurkan karya-karya. Trust me, it work!

4. Buat Target
    Agar semakin menantang diri, maka buatlah target. Kapan kita akan menerbitkan karya solo? Berapa antologi yang akan dikumpulkan tahun ini? Berapa karya yang akan dipublikasikan baik online maupun cetak?

Nah, buatlah rencana dan tujuan agar kita semakin semangat dan tertantang untuk mewujudkannya.

5. Hadiah dan Sanksi
    Untuk menjaga kedisiplinan dalam menulis, maka kita juga perlu memberikan penghargaan untuk diri sendiri. Belilah hadiah untuk diri sendiri ketika berhasil menyelesaikan tantangan. Selain itu bisa dengan menghargai pencapaian diri dengan melakukan hal yang disuka baik sendiri atau bersama orang lain.

Namum, agar lebih seimbang dan adil, selain ada hadiah juga ada sanksi. Ya, berilah hukuman untuk diri sendiri jika melanggar dateline atau tidak mencapai target. Misal, sehari tanpa gadget atau potong uang jajan untuk disedekahkan.


Nah, itulah beberapa hal sederhana yang bisa sobat lakukan agar tetap konsisten menulis.


Teruslah berkarya menebar kebaikan dan jadilah bermanfaat dalam mengisi kehidupan.


Salam literasi!
Mari kita saling mengingatkan dalam kebaikan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal Usul Burung Walet

Pelatihan Jurnalistik

Ibu Wajib Mengajarkan Al Fatihah Kepada Anaknya