Me Time

 

Me Time

Oleh: Merlin Nursmila

 


Pagi ini, kami menjalankan peran masing-masing dalam urusan rumah tangga. Saya bercumbu dengan bumbu sayur asam dan lainnya di dapur. Setelahnya segera beralih ke sumur untuk membersihkan piranti masak yang diapkai.

Sedangkan suami, asyik membersihkan kandang kelinci dan memberinya makan. Kemudian membersihkan bak penampung air dan mengisinya dari sumur tetangga. Sebab, air sumur di rumah warnanya kurang jernih jika musim pancaroba.

Obrolan pun mewarnai pagi ini.



“Mas, seberapa penting arti me time untukmu?”tanya saya sambil menggosok pantat panci.

“Waktu untuk keluarga jelas pentinglah, nomor satu,” jawabnya pasti.

Me time, Mas. Bukan family time. Me time itu waktu untuk sendiri, melakukan sesuatu sendirian, tanpa ada yang mengganggu.”

“Oh.”

“Jadi, menurutmu seberapa penting, Mas?”

“Hmm, 20% saja lah.”

“Berati 80% untuk keluarga? Mas lebih suka berdua, ya?”

Suami hanya tersenyum.

“Kalau Mas pas sendirian, lebih suka melakukan apa?”

“Mencari hiburan.”

“Nonton film sama main game, ya? Atau main gamelan?” tembak saya.

“Kan untuk menghilangkan jenuh. Sekarang main gendhing sudah enggak boleh,” timpalnya menatap saya.

“Saya kan enggak mau ditinggal sendiri di rumah. Kalau Mas main, boleh saja, tapi jangan lama-lama. Sekarang juga grup karawitannya sudah bubar.” Saya masih membela diri.

Suami hanya tersenyum saja. Sebenarnya, saya memang tidak terlalu suka dengan seni karena tidak bisa. Namun, leluhur suami ada yang menjadi dalang dan bakat itu sepertinya ada di darahnya. Hal kecil ini terkadang mengundang perdebatan kecil karena saya tidak suka ditinggal sendiri terlalu lama saat malam hari.

Sebenarnya, saya pun sadar telah bersikap egois. Masih gampang emosi dengan satu hal kecil ini. Namun, jika suami diam di rumah menonton film atau main game, saya diam saja.


In syaa Allah, rencana untuk esok hari, saya ingin membahas tentang tantangan pekerjaan yang sedang dihadapi oleh suami. Semoga berjalan dengan lancer dan menemukan titik temu yang jelas. Aamiin.

Jadi, saya merasa cukup untuk komunikasi produktif hari ini mengenai pembahasan me time. Masih banyak hal-hal yang perlu saya perbaiki agar tidak terlalu mengekang suami.

“Berilah kelonggaran pada pasangan untuk membahagiakan diri dengan me time berkualitas agar kebahagiaan dan kewarasan diri tetap terjaga.”

 

 

#harike-8

#tantangan15hari

#zona1komprod

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

#banyumasraya

#merlinnursmila

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal Usul Burung Walet

Pelatihan Jurnalistik

Ibu Wajib Mengajarkan Al Fatihah Kepada Anaknya