Ramadhan Berkarya Abadi

Ramadhan Berkarya Abadi


Assalamu'alaikum sobat Pelangi, selamat hari Selasa semoga harinya cerah ceria, penuh cinta pada sesama, dan teruntuk Tuhan Yang Esa.



Saya mau tanya nih, sobat sudah berkarya apa saja di bulan penuh berkah ini? Jangan malas ya, justru saat puasa banyak amalan yang ditawarkan. Nanti rugi loh, karya itu juga banyak macamnya. Bisa membantu ibu membuat kue lebaran dan bisa dijual, bisa berkarya dengan ibadah.



Sobat bisa membuat agenda one day one juz atau one day one ayat. Masya Allah, Ramadhan semakin terasa suasananya dengan menambah stok nilai amal. Bisa juga berkarya dengan berbagi bersama adik-adik TPQ, tetangga, atau orang lain yang membutuhkan.



Berkaryalah engkau selagi bisa agar dunia mengenangmu sebelum menelan jasadmu. Kalau sobat balik bertanya, saya sudah melakukan apa? Maka dijawab, saya sudah menulis. Ya, membuat tulisan untuk dibaca sobat Pelangi semoga bisa memberi manfaat dan menginspirasi. Aamiin.



Alhamdulillah, berkah di awal Ramadhan untuk saya. Hobi menulis yang saya asah dengan berlatih terus-menerus bisa menghasilkan karya. Coretan-coretan berupa cerpen sering dikirim untuk mengikuti event. Namun, untuk event puisi belum pernah beruntung.



Puisi yang saya tulis lebih spesifik ke puisi diafan. Yaitu puisi yang polos, sederhana, mudah dipahami maknanya oleh pembaca karena tidak adanya majas. Mungkin karena saya masih proses belajar, puisi diafanlah yang mudah dibuat.



Semangat untuk belajar dan berlatih menulis puisi semakin menggelora saat bergabung dengan teman-teman yang lebih pandai berpuisi. Hingga akhirnya, saya nekat mengikuti event puisi bertema pertama kali. Puisi diafan berjudul Abah menjadi pilihan. Mendekati waktu deadline, terkirimlah cerpen mini dan puisi saya.



Waktu berlalu dengan rutinitas kesibukan ramadhan. Saya tidak pernah ada harap jika puisi bisa terpilih, lebih berharap cerpenlah yang terpilih. Nyatanya, manusia hanya bisa berencana dan Allahlah yang menentukan.



Tiba-tiba seorang teman memberitahu jika puisi berjudul Abah milik saya terpilih menjadi juara kedua. Masya Allah, antara yakin dan tidak yakin, terharu, senang, tapi masih tidak percaya. Memang benar, bukan sedang mimpi. Puisi saya terpilih. Alhamdulillah, di bulan Ramadhan tahun ini saya masih diberi kesempatan untuk memiliki karya abadi yang akan mengenang nama saya walaupun sudah tiada nanti. Inilah hadiah saya untuk Ayah, juga warisan bagi anak cucu kelak. Aamiin.




Untuk itu, marilah kita isi bulan Ramadhan dengan kegiatan bermanfaat yang menghasilkan karya abadi baik di dunia dan juga di akhirat kelak. Ingat, ilmu bermanfaat dan amal jariyah akan terus mengalir walaupun kita sudah tiada. Jangan menunggu nanti untuk menginspirasi, karna nyawa yang berhenti tidak mengenal kompromi.




Teruslah berkarya untuk menebar manfaat bagi sesama, jadikan ramadhan sebagai pelecut untuk berhijrah lebih baik. Satu bulan penuh dari sebelas bulan yang lainnya, kita jadikan sebagai waktu merenung. Mengingat kejadian sebelas bulan yang lalu dan sebelas bulan yang akan datang. Jadikan pembelajaran dari kenangan-kenangan yang sudah terjadi, berusaha dan berharap menjadi lebih baik ke depannya. Mari manfaatkan ramadhan, sebagai bulan memperbaiki diri. Semoga langkah dan niat kita untuk menjadi lebih baik dipermudah dan diijabah. Aamiin.





#Elmila
#RamadhanBerbagiInspirasi
#FLPGresik
#Day6

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal Usul Burung Walet

Pelatihan Jurnalistik

Ibu Wajib Mengajarkan Al Fatihah Kepada Anaknya