BERANI MELOMPAT LEBIH TINGGI


BERANI MELOMPAT LEBIH TINGGI
Oleh: Merlin Nursmila




Saya memiliki tantangan selama berproses dan menjalani peran kehidupan yaitu dalam hal manajemen emosi dan pengambilan keputusan.

Namun ternyata, dalam diri saya masih ada karakter moral Ibu Profesional yang menjadi kekuatan.

I Know, I Can be Better
Ibu Profesional bertekad untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. Karena orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin.


Kisah ini berawal dari kehidupan rumah tangga yang baru dimulai. Bukan hal mudah bagi saya sebagai anak perempuan satu-satunya dalam keluarga yang biasa dimanja untuk hidup bersama suami di pondok mertua indah. Belajar bagaimana caranya agar bisa  momong suami dan bapak mertua. Merawat dan mengurus urusan domestik sendiri tanpa pernah belajar lebih dulu mengenai seni mengurus rumah tangga.

Akhirnya, saya harus membuka diri dan mulai berguru. Bagaimana cara mengatur waktu, mengolah resep makanan kesukaan keluarga, mengenali kebiasaan suami dan bapak mertua, juga bagaimana cara saya mengisi hari-hari setelah tidak bekerja sepanjang hari di kantor.

Tentu bukan hal mudah untuk menerima dan menjalaninya begitu saja.Tak jarang saya mengeluh, merajuk, dan bahkan bersikap sentimen terhadap suami kala lelah dan bosan mendera. Tak ada angin, tak ada hujan, terkadang emosi saya langsung tersembur keluar saat berada di dekat suami.

Beruntung, dia orang yang sabar dan penyayang. Selalu diam saat bibir ini terus mengoceh.  Tak jarang, dia hanya menarik napas panjang ketika melihat keegoisan dan kemauan saya yang harus dipenuhi.

Alhamdulillah, lambat laun saya bisa mengelola emosi dengan lebih baik setelah menjalani lima tahun pernikahan. Semua itu berkat doa, nasihat, dan dukungan suami juga keluarga. Tak lepas pula dari teman-teman di komunitas yang selalu memberikan kisah inspiratif dari pengalaman masing-masing.

Saya sadar harus berubah dan berkembang lebih baik lagi. Berusaha untuk belajar dan terus belajar. Mengatur manajemen emosi dan stres dengan mengikuti berbagai kegiatan seperti menulis, membaca, bergabung menjadi volunteer, atau mengikuti kegiatan positif lainnya.

Sejak tahun 2017, saya mulai mencurahkan apa yang dirasa atau diinginkan melalui tulisan. Ya, kegiatan menulis menjadi terapi tersendiri. Alhamdulillah, dua buku solo dan puluhan antologi telah terbit hingga sekarang. Bahkan, sebuah penerbit indie lokal telah memberi amanah agar saya bisa menjadi penanggung jawab di kelas menulis sekaligus sebagai editor.

Sayangnya, kemampuan komunikasi saya hanya terbatas melalui tulisan saat berhadapan dengan suami dan keluarga. Tidak ada keberanian dalam diri untuk mengungkapkan secara langsung apa yang saya rasakan dan inginkan kepada suami. Akibatnya, kesalahpahaman masih sering terjadi hingga mengundang perselisihan.

Bersyukur pada November 2019 lalu, saya bisa bergabung di Institut Ibu Profesional.  Mengisi hari demi hari bersama mentor-mentor yang hebat dan berpengalaman dengan dibekali ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat. Teringat sebuah postingan Ibu Septi bahwa; pasangan kita bukanlah malaikat yang tahu apa isi di dalam hati. Ternyata, bahasa cinta yang diinginkan pasangan juga banyak jenisnya.

Alhamdulillah, mulai dari materi dan tugas-tugas di Ibu Profesional, saya mulai berani mengungkapkan sesuatu dengan lebih baik kepada suami dan keluarga. Semakin hari, manajemen emosi saya mulai bisa dikontrol secara perlahan. Sekarang, pengambilan keputusan lebih ditekankan pada kebutuhan bukan keinginan dengan dipikir lebih dulu.

Kini, saya pun berani mengatakan “Hal itu menarik, tetapi maaf, saya tidak tertarik.” Dulu, apapun ilmu dan kelas baru tentang literasi pasti akan diikuti. Lama-lama, saya merasa terkena badai informasi dan merasa membuang-buang waktu karena tidak semua hal yang dipelajari bisa dipraktikkan.

Alhamdulillah, setelah bergabung di Ibu Profesional, saya berani menentukan visi dan misi dalam menjalani hidup. Sudah mengerti seperti apa konsep diri saya dan apa saja hal-hal yang perlu dilakukan agar bisa bahagia.

Terima kasih, Ibu Profesional. Pengalaman dari teman-teman mentor, widyaiswara, dan penjelajah telah mengajari saya banyak hal yang positif dan penuh nilai keajaiban.

Maka, saya berani untuk melompat lebih tinggi untuk mewujudkan impian dan cita-cita yang memberi manfaat bagi semua. Ternyata, di balik tantangan yang ada dalam menjalani hidup, saya masih memiliki karakter moral Ibu Profesional. Salah satunya yaitu tekad untuk berubah lebih baik lagi setiap harinya.


So, I Know, I Can be Better!




#navigasidanberaksi
#matrikulasibatch8
#institutibuprofesional
#belajardarirumah



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal Usul Burung Walet

Pelatihan Jurnalistik

Ibu Wajib Mengajarkan Al Fatihah Kepada Anaknya