TRANSFORMASI WADUK SEMPOR

TRANSFORMASI WADUK SEMPOR




 Dokumentasi Pribadi




Waduk Sempor bertransformasi. Sungguh menakjubkan menatap perubahan yang ada di objek wisata alam Waduk Sempor yang berada di Desa Sempor, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen.

Simak penuturan Bapak Sukiran-petugas pemungut retribusi tiket masuk-yang sudah bekerja  sejak tahun delapan puluhan berikut.

"Siang, Pak. Bapak sudah lama bekerja di sini, ya?" tanyaku mendekati Pak Sukiran.

"Sudah, Mbak. Tahun 2021 nanti sudah mau pensiun," jawabnya ramah.

"Wah, lama juga ya, Pak. Berati paham dengan sejarah bobolnya waduk?"

"Dulu itu Waduk Sempor dibangun kembali sekitar tahun 1974 oleh PT Obayasi Gumi dari Jepang. Bangunan yang pertama kali jebol pada tahun 1964 dan memakan 127 korban jiwa," jelasnya sambil menerawang masa lalu, "Saat kejadian itu jam dua malam, Mbak," lanjutnya lagi.

"Korbannya lumayan banyak, Pak."

"Iya, nama-nama korban bisa dibaca pada tugu yang berada di sebelah timur jembatan penyeberangan waduk."

Saya menengok ke lokasi tugu di sebelah barat dari posisi kami berada. Dari pintu utama sebelah timur, ternyata posisi tugu tidak begitu jelas terlihat.

"Rumah saya dulu berada di bawah bendungan itu sebelum ada bedol desa," jelas Pak Sukiran lagi.

"Tujuan bedol desa itu untuk membuat waduk, Pak?"

"Iya, karena fungsi bendungan untuk irigasi dan kebutuhan umum lainnya, jadi mau tidak mau kami menurut saja untuk pindah tempat tinggal."

Saya mengangguk-angguk mendengar penuturannya. Beberapa saat kemudian akhirnya berpamitan pada Pak Sukiran untuk melanjutkan berkeliling di sekitar waduk.

Hawa panas bulan Desember begitu menyengat pori-pori kulit. Maklum, di penghujung tahun 2019 hujan masih enggan turun. Akibatnya cuaca menjadi cukup ekstrem dengan sinar matahari cerah di langit yang biru bersih.

Kondisi ini membuat jumlah debit air di waduk surut dan hanya menyisakan genangan air di tengahnya saja. Jauh berbeda dengan keadaan di musim penghujan yang jumlah airnya bisa mencapai ambang batas tepian waduk, bahkan terkadang sampai meluap ke areal warung.

Pada keadaan tersebut, pengunjung dapat menikmati serunya sensasi naik perahu di tengah waduk. Banyak pilihan perahu yang disediakan di antaranya ada perahu naga yang bisa memuat 20-30 penumpang dengan tarif Rp 10.000,- per orang, perahu bebek yang berkapasitas dua orang dengan tarif Rp 20.000,-, dan bisa juga menyewa kano dengan biaya Rp 30.000,- per orang.


Sayangnya, di musim kemarau seperti ini tidak bisa merasakan naik perahu dengan tingkat kepuasan yang maksimal karena debit air yang sedikit. Namun, janganlah cemas dan kecewa karena mengunjungi Waduk Sempor pada kondisi seperti saat ini. Mengapa? Karena akan tersaji pemandangan unik yang berbeda dari biasanya untuk dinikmati.

Salah satunya yaitu waduk yang biasanya penuh dengan air akan bertransformasi menjadi padang sabana. Nikmatilah hijaunya waduk yang begitu meneduhkan mata dan pikiran. Tempat ini pun menjadi spot berswafoto yang instragamable dan hanya ditemui saat keadaan waduk kering. Pengunjung dapat berjalan di tengah waduk, berlarian, atau bertelentang di atas rumput hijau.

Lihatlah, Waduk Sempor bertransformasi menjadi padang sabana!


                                                       Dokumentasi Pribadi

Jadi, jangan anggap tidak akan ada keseruan di Waduk Sempor saat kemarau, ya? 

Apalagi tiket masuknya sangat murah. Pengunjung cukup membayar sebesar Rp 6.500,- untuk orang dewasa dan bagi anak-anak hanya membayar tiket seharga Rp 3.500,- dengan biaya parkir Rp 2.000,- untuk sepeda motor dan mobil dikenakan tarif sebesar Rp 5.000,-. 


                                                                 Dokumentasi Pribadi


Waduk Sempor hanya berjarak sekitar 25 kilometer dari pusat kota Kebumen dan sekitar tujuh kilometer dari Gombong. Bagi wisatawan yang tidak membawa kendaraan pribadi bisa naik angkutan umum jurusan Sempor-Gombong hanya dengan membayar tarif lima ribu rupiah. 

Selain itu pengunjung bisa memilih alternatif dari sisi yang disukai karena ada lima pintu masuk menuju waduk. Pintu utama berada di jalan raya jalur Gombong-Banjarnegara, pintu kedua di jalan tengah, pintu ketiga di sisi sebelah timur waduk melalui Desa Kaliputih, dan dua pintu lainnya berada di sebelah utara bagian barat dari arah Banjarnegara. Banyaknya pintu masuk yang disediakan bertujuan agar memudahkan pengunjung memasuki lokasi Waduk Sempor dari arah yang dikehendaki.

Selain di waduknya, pengunjung yang membawa anak-anak juga bisa mendatangi area bermain. Di  sini tempatnya ramah lingkungan dan penuh dengan kendaraan antik seperti pesawat terbang, tank, dan ada juga meriam bekas yang sudah tidak digunakan. Area ini menjadi tempat yang asyik bagi anak untuk belajar sambil bermain.


                                                           Dokumentasi Pribadi


Nah, setelah puas bermain, wisatawan bisa menikmati sepiring pecel dan mendoan Sempor yang terkenal lebar. Mendoan hangat ini sangat cocok dinikmati bersama sambal kecap yang pedas di bawah pohon kersen bersama teman, keluarga, atau pasangan sambil menikmati semilirnya angin waduk.

Bahkan, beberapa pengunjung yang datang ke Waduk Sempor berasal dari luar daerah Kebumen seperti dari Jember, Purwodadi, Banyumas, dan lain sebagainya. Mereka berpiknik bersama keluarga dan pasangan hanya bertujuan untuk menikmati mendoan khas Sempor sambil menikmati panorama perbukitan dan keindahan bendungan.

"Sudah berapa kali ke sini, Bu?" tanya saya pada seorang ibu yang sedang duduk santai.

"Ini kali pertama, Mbak. Saya aslinya dari Purwodadi, Semarang. Tadi habis kondangan dan diajak ke sini. Ternyata lumayan bagus, ya?" jawabnya.

"Iya, Bu. Pemandangannya berbeda-beda saat kemarau atau saat penghujan," jelas saya lagi.

Setelah bercakap-cakap lain hal dengan ibu tersebut, saya berjalan menuju ayunan. Terlihat seorang bapak membawa tas perbekalan.

"Piknik dengan keluarga ya, Pak?" tanya saya.

"Iya, Mbak. Saya dari Jember, tapi mau menengok saudara di sini," jawabnya sambil tersenyum.

"Oh, sekalian ya, Pak?"

"Iya, Mbak. Mau ngadem di waduk sambil lihat-lihat panorama pegunungan. Mari, Mbak."

"Iya, silakan, Pak."

Saya tersenyum mengantar kepergian bapak yang menuju keluarganya di dekat waduk. Akhirnya saya mengikuti langkahnya dan berheti di depan warung. Terlihat muda mudi sedang duduk bersama di dekat sepeda motornya.

"Mas, sengaja datang ke sini ya? Sepertinya nomor plat motornya dari Banyumas," tanya saya lagi.

"Iya, Mbak, kami dari Banyumas."

"Sudah berapakali ke Sempor?"

"Tiga kali ini, Mbak. Biasanya datang pas sore hari jadi lebih ramai."

"Iya, kalau pagi atau sore lebih ramai soalnya cuacanya lebih adem."

Saya meninggalkan sepasang muda mudi tersebut dan melanjutkan mengambil beberapa foto waduk. Ternyata pengunjung di sini berasal dari berbagai daerah termasuk dari luar Kabupaten Kebumen. Tentunya wisata alam ini cukup terkenal di kalangan masyarakat luas.


                                                                Dokumentasi Pribadi


Maka, terbukti bahwa Waduk Sempor tidak hanya bisa dinikmati pada saat airnya penuh saja tetapi saat kemarau pun keindahan yang tersaji sangat menarik dan mengesankan. Beberapa pengunjung yang datang mengaku puas dan senang dengan berkunjung ke Waduk Sempor untuk berrekreasi bersama keluarga. 


Untuk itu, marilah kita jaga dan lestarikan kondisi alam di Waduk Sempor agar tetap bersih dan terjaga demi kenyamanan bersama. Terlebih objek wisata yang dikelola oleh Dinas Pariwisata Kebumen yang bekerja sama dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Mukti Marandesa, Sempor, sudah tercatat dalam kawasan taman bumi nasional yaitu Geopark Karangsambung-Karangbolong (GNKK).



                                                         Dokumentasi Pribadi


Jadi, tunggu apa  lagi? Yuk, dolan Sempor!



Sempor, 21 Desember 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal Usul Burung Walet

Pelatihan Jurnalistik

Ibu Wajib Mengajarkan Al Fatihah Kepada Anaknya