Sahabat Pena
Sahabat Pena
Dulu, saat saya masih SD ingin sekali memiliki sahabat pena. Selain punya teman baru juga jadi bisa berkirim surat. Bayangkan, seorang anak desa sering didatangi Pak Pos, keren kan? Tapi sayang seribu sayang, itu hanya angan-angan belaka sampai sekarang. Lho kok, gitu sih? Mau bagaimana lagi? Baca buku, baca majalah adanya di perpustakaan sekolah, bergantian dengan murid lain. Mau nekat mengirim surat, tidak ada uang untuk membeli perangko dan kantor pos jaraknya lumayan jauh. Akhirnya pasrah dan menyerah. Pelampiasan dengan menulis suka-suka dibuku sembarang, anggap saja seperti diary.
Nah, kalau sekarang bagaimana? Sudah bisa beli perangko, sudah tahu dimana itu kantor pos dan sudah bisa menuju ke sana sendiri. Sudahkah berkirim surat untuk sahabat pena? Jawabannya, belum. Konsisten banget, ya? Memalukan!
Sekarang pertanyaannya adalah, masih adakah istilah sahabat pena di era global ini? Teknologi dan perkembangan jaman mengalami kemajuan dengan pesat. Aktivitas komunikasi menjadi lebih mudah dengan adanya smartphone dan berbagai akun media sosial. Kita bisa berteman dengan siapa saja dan dimana saja hanya melalui facebook, whatsap, bbm, line, instagram, twitter, dan aplikasi sejenis. Kita langsung bisa melihat siapa orang yang kita ajak berteman dan bagaimana rupanya, semua bisa terlihat. Dunia dalam genggaman, begitu istilahnya.
Kembali ke sahabat pena. Apakah teman-teman di dunia maya bisa disebut sebagai sahabat pena? Bisa saja, tapi rasanya kurang pas, ya? Istilah pena sendiri adalat alat untuk menulis dengan tinta. Itu artinya sahabat pena adalah seorang sahabat yang kita kenal melalui sebuah goresan pena. Dengan sebuah tulisan yang kita persembahkan kepada sahabat, melalui jasa Pak Pos. Sedangkan sahabat di media sosial adalah sahabat dunia maya yang terhubung melalui bantuan internet.
Sebenarnya, kesimpulannya sama saja. Mereka sama-sama sahabat jauh yang kita sendiri belum pernah mengenal sebelumnya. Perbedaannya terletak pada istilah dan sarana untuk menghubungkannya. Jika sahabat pena melalui surat, jika sahabat maya terhubung dengan akun media sosial.
Walaupun begitu, dengan segala kemudahan yang disajikan oleh sesuatu yang bernama teknologi, saya masih berharap untuk memiliki sahabat pena. Sebuah keinginan sejak kecil yang belum pernah terwujud, berkirim surat dan menerima surat lewat jasa pos. Semoga, ada sahabat yang berkenan saya kirimi surat dan bersedia untuk mengirim balik balasannya melalui surat juga.
Terima kasih ☺
Komentar
Posting Komentar